TINS - Buy on Weakness
TINS terkoreksi 7,11% ke 1,045 disertai dengan munculnya tekanan jual. Kami perkirakan, posisi TINS saat ini sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga pergerakan TINS masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 920-1,025
Target Price: 1,170, 1,325
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sejak tahun 2022 lalu, sektor basic mineral atau perusahaan penyedia bahan baku menjadi salah satu sektor unggulan IHSG. Salah satu saham unggulan di sektor ini adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan pertambangan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk dengan kode Saham ANTM. Yuk, simak profil saham, harga saham serta laporan keuangan di tahun 2022 berikut ini!
PT Aneka Tambang Tbk adalah perusahaan tambang hasil merger antara beberapa perusahaan tambang milik negara pada tahun 1968. Saat ini, diantara 1.230.769.000 lembar saham PT. Aneka Tambang tbk, 65% diantaranya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sementara 35% sisanya dimiliki oleh investor publik. Perusahaan ini paling dikenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dengan memiliki 15 butik emas yang tersebar di 11 kota besar di seluruh Indonesia. Selain emas, ANTM juga merupakan perusahaan yang menambang bauksit, nikel, perak dan berbagai sumber daya alam lainnya. Boleh dikatakan bahwasanya ANTM juga merupakan salah satu emiten yang cukup rajin membagikan dividen.
Dalam laman resminya, perusahaan ini berkomitmen untuk menyisihkan setidaknya 30% dari laba tahunan mereka untuk dibagikan kepada investor setiap tahun, kecuali jika ada keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang meminta sebaliknya. Pada pertengahan tahun 2022 lalu, perusahaan ini membagikan dividen sebesar Rp930.87 miliar rupiah atau 50% dari laba bersih tahunan mereka di tahun 2021. Dari total dividen ini, investor memperoleh sebesar Rp38.73 per lembar sahamnya. Selain pembagian dividen, ANTM juga beberapa kali melakukan corporate action lainnya.
Pada paruh kedua tahun 2015 misalnya, ANTM memutuskan untuk menerbitkan right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dari proses penerbitan saham baru ini, ANTM berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp5,3 triliun. Uang tersebut utamanya digunakan untuk membangun fasilitas produksi feronikel di Halmahera Utara dan modal kerja perseroan.
Jenis corporate action lain yang juga dilakukan oleh Antam adalah stock split atau pemecahan saham dengan rasio harga tertentu. Pada tahun 2007, manajemen perusahaan ini memutuskan untuk melakukan pemecahan saham karena harga saham ANTM ketika itu dinilai terlalu tinggi, sehingga tidak likuid. Perusahaan ini lantas memecah sahamnya dengan rasio 1:5, sehingga saham yang sebelumnya dijual dengan harga Rp13.250 per lembar menjadi Rp2.650 per lembar.
Sebagai salah satu perusahaan tambang terkemuka di Indonesia, perusahaan yang kini dibawah Mind Id atau PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) ini juga terus melakukan inovasi. Sejak tahun 2021 misalnya, perusahaan ini sudah membuka penjualan emas batangan di aplikasi online marketplace. Sebelumnya, untuk membeli emas Antam secara online, kamu harus mengaksesnya melalui laman logammulia.com.
Baca juga: Daftar Saham Blue Chip di Indonesia Tahun 2023
Harga 1 Lot Saham ANTM
Nama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Perusahaan tambang yang satu ini mulai IPO pada 27 November tahun 1997 dengan harga saham sebesar Rp1.400 per lembar. Per tanggal 8 Mei 2023, saham ANTM ini dijual dengan harga Rp 2.070 per lembar atau Rp207.000 per lot.
Baca juga: Daftar Saham Tambang di Indonesia Tahun 2023
MIDI - Buy on Weakness
MIDI terkoreksi 0,97% ke 410 dan masih didominasi oleh volume penjualan. Kami perkirakan, posisi MIDI sedang berada di akhir wave c dari wave (ii), sehingga MIDI masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 400-406
Target Price: 420, 440
Habis Emas Cetak ATH, Harga Tembaga - Nikel Ikut Terbang
Melansir Refinitiv, harga emas dunia pada penutupan Kamis pekan lalu (26/9/2024) berhasil merangkak ke level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.670,20 per troy ons.
Seminggu berselang yang jatuh pada Kamis hari ini (3/10/2024), harga emas mulai terkoreksi, tetapi masih mempertahankan posisi tak jauh dari level ATH di atas US$ 2.600 per troy ons.
Tak hanya emas, harga komoditas metal lain juga bergerak atraktif. Mengutip data London Metal Exchange (LME) untuk kontrak pengiriman tiga bulan harga tembaga pada hari ini berada di US$ 10.103 per metrik ton. Dari pembukaan sudah naik sekitar 1% yang mengakumulasi penguatan dalam sebulan nyaris 14%.
Kemudian, untuk harga nikel kontrak tiga bulan di LME pada hari ini naik 2,95% ke posisi US$ 18.221 per ton. Apresiasi ini membawa harga nikel dalam sebulan sudah naik lebih dari 10% dan menyentuh posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Harga komoditas bergerak atraktif disinyalir berkat stimulus China yang berdampak positif pada permintaan. Sementara itu dari sisi supply terpengaruh kenaikan harga minyak akibat memanasnya konflik di Timur Tengah setelah Iran membalas Israel dengan mengirimkan ratusan rudal.
Selain itu, dukungan terhadap komoditas metal terjadi di tengah era suku bunga tinggi sudah selesai.
Prospek pemangkasan suku bunga ke depan akan membuat indeks dolar semakin landai. Sehingga pembelian komoditas yang menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dengan mata uang negara lain akan memberikan nilai kurs yang lebih terjangkau.
Harga Saham ANTM dari Tahun ke Tahun
Sepanjang paruh awal tahun 2022, harga saham PT Aneka Tambang Tbk menunjukkan tren penurunan yang cukup kuat. Harga ANTM turun dari Rp2.900 per lembar hingga mencapai titik terendah di Rp1.750 per lembar pada Juli tahun 2022 lalu. Baru setelah Juli, harga saham berkode ANTM ini kembali meningkat secara perlahan. Kenaikan dan penurunan harga bukan hal yang baru pada saham ANTM.
Setelah sempat naik tajam pada awal dekade tahun 2000-an hingga mencapai harga Rp4.250 per lembar, harga saham Antam sempat anjlok pada tahun 2008 menyusul terjadinya krisis finansial dunia pada saat itu.
Sempat naik kembali sesudah krisis mereda, harga saham ANTM kembali mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 2010 hingga lembahnya mencapai Rp314 per lembar pada 27 November 2015.
Baca juga: Berikut Harga Saham BBCA dalam 1 Lot, Tertarik untuk Membeli?
ICBP - Buy on Weakness
ICBP terkoreksi 0,42% ke 11,850 disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama masih mampu berada di atas 11,650 sebagai stoplossnya, maka posisinya saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [i] dari wave 3.
Buy on Weakness: 11,725-11,850
Target Price: 12,125, 12,600
Stoploss: below 11,650
Harga Komoditas Naik, Saham-nya Full Senyum!
Kenaikan harga komoditas tersebut kemudian terpantau memberikan gairah positif di saham sektor metal.
Ada saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), dalam sebulan jadi leading di sektor dengan meroket lebih dari 50%. Diikuti saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Vale Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang harganya melonjak masing-masing 20%, 18%, dan 15%.
Kemudian PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menguat sekitar 6% dalam sebulan. Sementara saham PT United Tractors Tbk (UNTR) malah terkontraksi.
Melihat data historis harga saham, BRMS jadi yang paling leading ternyata punya sensitif yang cukup tinggi terhadap porsi pendapatan dari segmen emas. Lalu diikuti MDKA dan ANTM yang selain punya bisnis emas, ternyata punya bisnis di sektor tembaga dan nikel.
BRMS mencatat porsi pendapatan dari emas mencapai 98,01%, ini didapatkan melalui tiga anak usaha yang memiliki tambang emas yakni PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Bhumi Satu Inti, dan PT Elang Mulia Abadi Sempurna
Sementara, untuk ARCI meskipun gerak harga sahamnya relatif laggard, ternyata punya pendapatan 100% dari mengelola bisnis emas yang berasal dari tambang Emas Toka Tindung yang berlokasi di Sulawesi Utara.
Kemudian ada ANTM dengan porsi pendapatan emas sebanyak 81,69%. Berbeda dengan dua teratas yang mengandalkan tambang emas, untuk ANTM pendapatan emas malah banyak didapatkan dari trading.
Jika melihat dalam laporan keuangan ANTM hingga akhir Juni 2024, tercatat beban pokok untuk pembelian emas mencapai Rp17,61 triliun, sementara penjualan dari emas mencapai Rp18,82 triliun.
Terakhir emiten yang menjual emas dengan porsi paling buncit ada MDKA dan UNTR, masing-masing 10,93% dan 5,93%.
Perlu dicatat, untuk data MDKA yang ditarik masih menggunakan data hingga kuartal I/2024. Porsi pendapatan emas di MDKA terpantau mengalami penyusutan cukup drastis.
Pantauan CNBC Indonesia pada akhir September 2023, MDKA mencatat kontribusi ke emas terhadap pendapatan sempat mencapai lebih dari 50%. Jika ditelisik penyusutan pendapatan segmen emas terjadi karena kontribusi dari nikel melonjak signifikan, lebih dari 211% secara tahunan (yoy), dari US$ 142,73 juat menjadi U$ 444,22 juta.
Penjualan nikel yang meroket membuat porsinya terhadap pendapatan menjadi cukup signifikan, mencapai 82,10%. Bisa dibilang, penjualan segmen ini jadi lebih menguntungkan untuk MDKA terutama di kondisi saat ini di mana harga nikel sedang dalam tren naik.
Hal tersebut juga berlaku untuk INCO yang secara keseluruhan bisnis-nyadari nikel. Jadi tidak heran, jika harga saham dalam sebulan sudah meroket belasan persen.
Melihat secara valuasi, menggunakan metrik price to book value (PBV) saat ini, yang paling premium ada MDKA dihargai 4,28 kali, sementara yang paling murah ada INCO dengan PBV sebanyak 1,04 kali.
Valuasi INCO yang murah menjadikannya cukup menarik, tetapi perlu diakui bahwa bisnisnya hanya lebih berpengaruh terhadap harga nikel dibandingkan komoditas lain. Jika ingin mencari yang bisnisnya lebih banyak bergerak di emas valuasi ANTM dan UNTR menjadi pilihan cukup menarik.
Namun, perlu dicatat untuk UNTR memiliki bisnis di luar emas yakni di komoditas dan alat berat yang membuatnya memiliki bisnis lebih kompleks yang tidak hanya sensitif dengan volatilitas harga komoditas metal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Bisnis.com, JAKARTA — Ramalan prospek harga saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam yang tengah melaju kencang sepekan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham ANTM parkir di Rp1.345 pada akhir sesi Kamis (1/8/2024). Posisi itu mencerminkan kenaikan 5,08% dalam 5 hari terakhir.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo menjelaskan laba bersih ANTM di paruh pertama ini, khususnya kuartal II/2024, ditopang oleh keuntungan selisih kurs dan perbaikan segmen nikel.
“Secara kumulatif, laba bersih semester I/2024 turun 18,0% menjadi Rp1,55 triliun, tetapi melebihi ekspektasi kami sepanjang 2024 yaitu 55,8% dan konsensus sebesar 62,4%,” ujarnya dalam riset yang dikutip Jumat (2/8/2024).
Sejalan dengan laba, pendapatan ANTM kali ini juga didorong oleh kinerja segmen emas yang kuat dan perbaikan segmen nikel.
Kendati demikian, terdapat beberapa risiko yang harus diperhatikan terutama volatilitas harga nikel, pelonggaran pembatasan ekspor bijih nikel oleh pemerintah, penundaan proyek hilirisasi baterai EV, serta gangguan operasional.
Adapun, Ciptadana Sekuritas merekomendasikan hold saham ANTM dengan target harga Rp1.400 per saham.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya mengungkapkan saat ini harga nikel terpantau masih berada dalam posisi downtrend. Kondisi ini secara umum akan mempengaruhi kinerja emiten-emiten komoditas nikel.
“Besar kemungkinan pengaruhnya negatif ke emiten nikel seperti ANTM, karena ASP turun dan penjualannya turun,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/7/2024).
Di sisi lain, untuk harga emas global sendiri yang juga akan mempengaruhi harga ANTM masih dipengaruhi oleh sejumlah sentimen seperti Pemilu AS dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang.
“Itu juga sedikit banyak mempengaruhi harga emas namun tidak sebesar dengan adanya ketegangan geopolitik,” lanjutnya.
Sejalan dengan proyeksi tersebut, Herditya juga menyebutkan saham ANTM berada dalam fase downtrend. Support ANTM berada di level Rp1.230 per saham dengan resistance di posisi Rp1.350 per saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
{{ vm_calculate_per(vd_modal.plan.code).per_adjusted_decimal }}
Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Selasa (3/12/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,95% atau 67,28 poin menuju 7.046,99 pada Senin (2/12/2024). Sepanjang hari perdagangan, IHSG dibuka pada level 7.117,75 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 7.153,03.
Tercatat, sebanyak 238 saham menguat, 392 saham menurun, dan 315 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.925 triliun, turun dari perdagangan akhir pekan lalu yang masih bertengger di Rp12.033 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) masih menghijau dengan kenaikan 0,28% ke Rp9.025 per saham. selanjutnya ada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) yang naik 11,06% ke Rp2.310.
Adapun saham berkapitalisasi besar yang menurun dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan koreksi 2,50% ke level Rp9.750 per saham.
Kemudian ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang melemah 2,44% ke Rp6.000, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 1,88% menuju Rp4.170, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terkoreksi 1,11% ke Rp2.680.
Sementara itu, penurunan IHSG dibebani oleh pelemahan indeks saham konsumer siklikal atau IDXCYCLIC yang melemah 2,69% menuju 822,77. Penurunan ini diikuti indeks sektor finansial dengan penurunan sebesar 1,37% menjadi 1.436,07.
Tim Riset MNC Sekuritas mengatakan IHSG terkoreksi 0,95% ke 7.046 masih didominasi oleh volume penjualan.
"Pada skenario hitam, kami perkirakan posisi IHSG sedang berada di akhir wave [v] dari wave A dari wave (2), sehingga koreksi IHSG diperkirakan masih rawan berlanjut ke area 6,998-7,039," tulis MNC Sekuritas dalam riset harian, Selasa (3/12/2024).
Berikut sejumlah saham yang direkomendasikan untuk hari ini:
ANTM terkoreksi 1,40% ke 1,410 namun disertai oleh volume pembelian. Selama ANTM masih mampu berada di atas 1,395 sebagai stoplossnya, maka posisi ANTM saat ini diperkirakan sudah menyelesaikan wave (b) dari wave [b] dan berpeluang menguat membentuk wave (c) dari wave [b].
Spec Buy: 1,400-1,410
Target Price: 1,470, 1,575
Stoploss: below 1,385
Laporan Keuangan ANTM 2022
Meskipun harga sahamnya menunjukkan penurunan yang cukup kuat sepanjang paruh awal tahun 2022, namun kondisi keuangan ANTM relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Hasil penjualan perusahaan ini sepanjang tahun 2022 meningkat sebesar 19% dari Rp38,45 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp45,93 triliun pada tahun 2022.
Tidak hanya penjualan, laba bersih perusahaan ini juga meningkat sebesar 105% dari Rp1,86 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp3,82 triliun pada tahun 2022. Emas dan nikel masih menjadi dua komoditas tambang ANTM dengan volume dan nilai penjualan tertinggi pada tahun 2022. Penjualan logam mulia emas berhasil berkontribusi terhadap 69% pendapatan perusahaan dengan nilai volume penjualan 34,97 ton emas, total penjualan mencapai Rp31,63 triliun. Pada tahun 2022, produksi emas Antam juga menjadi total produksi tertinggi sepanjang masa dengan volume mencapai 1,27 ton emas.
Nikel disisi lain, berhasil menjadi posisi kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp6,85 triliun atau sebesar 15% dari total pendapatan perusahaan. Baik penjualan emas, nikel, maupun bahan tambang lainnya pada tahun 2022 perusahaan ini fokus pada pasar domestik yang memang menunjukkan tren peningkatan pada dua segmen tersebut.
Baca juga: Contoh & Cara Analisis Fundamental Saham
Kamu dapat membeli saham Antam di aplikasi Alpha Investasi:
Baca juga: Tips & Cara Beli Saham untuk Pemula
PT Cibaliung Sumberdaya (Eksplorasi, Konstruksi dan Pengembangan Tambang, Penambangan, Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan di Industri Emas - 100%) PT International Mineral Capital (Jasa dan Perdagangan - 100%) PT Gag Nikel (Eksplorasi dan Operator Tambang (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Citra Tobindo Sukses Perkasa (Eksplorasi dan Operator Tambang Batubara (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Feni Haltim (Perdagangan, Pembangunan dan Jasa (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Borneo Edo International Agro (Perkebunan, Perindustrian, Pengangkutan Hasil Perkebunan, Perdagangan dan Jasa (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Gunung Kendaik (Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Pengangkutan Darat, Jasa, Pertambangan dan Percetakan (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Nusa Karya Arindo (Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Sumberdaya Arindo (Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Antam Energi Indonesia (Jasa, Perdagangan, dan Perindustrian (kepemilikan Tidak Langsung) - 100%) PT Kawasan Industri Antam Timur (Jasa Manajemen Kawasan Industri (kepemiikan Tidak Langsung) - 100%) PT Indonesia Chemical Alumina (Pengolahan dan Pemurnian Hasil Tambang Bauksit Menjadi Produk Alumina, Pengangkutan, Perdagangan dan Pendistribusian Produk Alumina - 100%) Asia Pacific Nickel Pty. , Ltd. (Perusahaan Investasi - 100%) PT Indonesia Coal Resources (Perdagangan, Transportasi dan Jasa Tambang Batubara - 100%) PT Antam Resourcindo (Eksplorasi dan Operator Tambang - 99.98000336%) PT Mega Citra Utama (Konstruksi, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian dan Pertambangan - 100%) PT Abuki Jaya Stainless Indonesia (Pengolahan Stainless Steel - 100%) PT Borneo Edo International (Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertanian dan Pertambangan - 100%) PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa (Eksplorasi dan Operator Tambang - 100%)
EMAS 1.517.000 0 0,00%
USD/IDR 15.999 -70,00 -0,44%
IDX 7.325 -69,45 -0,94%
KOMPAS100 1.108 -12,29 -1,10%
LQ45 866 -9,18 -1,05%
ISSI 225 -1,80 -0,79%
IDX30 443 -4,72 -1,05%
IDXHIDIV20 533 -5,21 -0,97%
IDX80 126 -1,29 -1,01%
IDXV30 131 -0,17 -0,13%
IDXQ30 147 -1,21 -0,81%
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah harga komoditas di sektor metal terpantau bergerak naik, termasuk emas, tembaga, dan nikel. Hal ini membuat saham emiten yang bergerak di bidang tersebut ikuti bergerak atraktif.